Memahami
karakter anak memang terkadang begitu sulit bahkan kita seringkali tidak
mampu melakukannya. Kebanyakan kita bahkan dibuat bingung oleh anak sehingga
mereka enggan membagi banyak hal misalnya cerita di sekolah, masalah mereka,
hingga cerita-cerita yang biasa kepada kita sebagai orang tua. Ketika anak
mulai tidak nyaman berbicara dengan kita, mungkin itu berarti kita belum mampu
mendapatkan kepercayaan dan memahami karakter anak itu sendiri. Untungnya, kami
memberikan beberapa tips memahami karakter anak yang bisa anda coba di rumah.
1. Mendengarkan anak anda
dengan baik
Jangan mendengarkan anak sebagai syarat saja, namun dengarkan dengan baik,
berikan respon, dan pikirkan penyelesaiannya jika anak mempunyai masalah.
Banyak orang tua yang menganggap cerita anak mereka tidak penting dan hanya
mendengarkan sebagai symbol atau
syarat saja. Sementara itu, anak mengetahui bahwa mereka tidak didengarkan dan
mulai menjauh dari orang tua. Ketika hal ini terjadi, maka orang tua sudah
mengambil langkah salah untuk memahami seorang anak.
2. Berusaha memahami
tipe emosional anak
Misalkan, anak anda merupakan anak yang tidak sabaran, namun sebenarnya ia
bisa lebih sabar apabila diberi pengertian dengan baik. Oleh karena itu, pahami
tipe emosional anak dan jangan berikan amarah atau tindak kekerasan ketika anak
telah menyentuh sisi negatif dari emosinya. Berikan ia pengertian atau cari
cara lain agar emosi anak tidak bertambah buruk dari waktu ke waktu.
3. Interogasi anak
dengan baik
Beberapa orang tua cenderung buru-buru dan tidak sabaran ketika mereka
menemukan suatu kejanggalan dan ingin mendapatkan fakta mengenai hal tersebut
dari anak. jika anda melakukan interogasi dengan konsep berkata keras, memaksa,
dan bahkan memukul. Maka anak akan berbohong kepada anda, serta konsep memahami
karakter anak bisa pupus. Interogasi anak dengan lembut, buat ia mengatakan hal
yang sebenarnya, dan ketahui bagaimana anak tersebut mampu menceritakan hal-hal
yang sangat rahasia kepada anda. jika hal itu terjadi, maka anda telah memahami
karakter anak dan siap untuk mendidiknya menjadi lebih baik.
Kunci dalam pendidikan karakter agar karakter anak
bisa tumbuh dan berkembang maksimal, ada 3 kebutuhan yang harus dipenuhi pada
anak usia 0 – 7 tahun bahkan lebih. Yaitu:
1. Kebutuhan
akan rasa aman
2. Kebutuhan
untuk mengontrol
3. Kebutuhan
untuk diterima.
3 kebutuhan
dasar emosi tersebut harus terpenuhi agar anak kita menjadi pribadi yang handal
dan memiliki karakter yang kuat menghadapi hidup. Sebenarnya ada 6 ciri
karakter anak yang bermasalah, cukup kita melihat dari perilakunya yang nampak
maka, kita sudah dapat melakukan deteksi dini terhadap “musibah besar”
dikehidupan yang akan datang atau dewasa. Inilah ciri-ciri karakter tersebut :
1. Susah diatur dan diajak
kerja sama.
Hal yang paling nampak adalah anak
akan membangkang, akan semaunya sendiri, mulai mengatur tidak mau ini dan itu.
pada fase ini anak sangat ingin memegang kontrol. Mulai ada “pemberontakan”
dari dalam dirinya. Hal yang dapat kita lakukan adalah memahaminya dan kita
sebaiknya menanggapinya dengan kondisi emosi yang tenang.
2. Kurang terbuka pada pada
orang tua.
Saat orang tua bertanya “Gimana
sekolahnya?” anak menjawab “biasa saja”, menjawab dengan malas, namun anehnya pada temannya dia
begitu terbuka. Aneh bukan? Ini adalah ciri ke 2, nah pada saat ini dapat
dikatakan figure orangtua tergantikan dengan pihak lain (teman ataupun ketua
gang, pacar, dll). Saat ini terjadi kita sebagai orangtua hendaknya mawas diri
dan mulai menganti pendekatan kita.
3. Menanggapi negatif.
Saat anak mulai sering berkomentar
“Biarin aja dia memang jelek kok”, tanda harga diri anak yang terluka. Harga
diri yang rendah, salah satu cara untuk naik ke tempat yang lebih tinggi adalah mencari pijakan, sama
saat harga diri kita rendah maka cara paling mudah untuk menaikkan harga diri
kita adalah dengan mencela orang lain. Dan anak pun sudah terlatih melakukan
itu, berhati-hatilah terhadap hal ini. Harga diri adalah kunci sukses di masa
depan anak.
4. Menarik diri.
Saat anak terbiasa dan sering
menyendiri, asyik dengan duniannya sendiri, dia tidak ingin orang lain tahu
tentang dirinya (menarik diri). Pada kondisi ini kita sebagai orangtua sebaiknya
segera melakukan upaya pendekatan yang berbeda. Setiap manusia ingin
dimengerti, bagaimana cara mengerti kondisi seorang anak? Kembali ke 3 hal yang
telah saya jelaskan. Pada kondisi ini biasanya anak merasa ingin diterima apa
adanya, dimengerti – semengertinya dan sedalam-dalamnya.
5. Menolak kenyataan.
Pernah mendengar quote seperti “Aku ini bukan orang
pintar, aku ini bodoh”, “Aku ngga bisa, aku ini tolol”. Ini hampir sama dengan
nomor 4, yaitu kasus harga diri. Dan biasanya kasus ini (menolak kenyataan)
berasal dari proses disiplin yang salah. Contoh: “masak gitu aja nga bisa sih,
kan mama dah kasih contoh berulang-ulang”.
6. Menjadi pelawak.
Suatu kejadian disekolah ketika
teman-temannya tertawa karena ulahnya dan anak tersebut merasa senang. Jika ini
sesekali mungkin tidak masalah, tetapi jika berulang-ulang dia tidak mau
kembali ke tempat duduk dan mencari-cari kesempatan untuk mencari pengakuan dan
penerimaan dari teman-temannya maka kita sebagai orang tua harap waspada.
Karena anak tersebut tidak mendapatkan rasa diterima dirumah
Jangan lupa juga baca teori-teori membaca di Rumah Belajar Sederhana
Kesimpulan
Kunci utama keberhasilan dalam membangun karakter positif pada anak adalah
keteladanan dimana orang tua harus menjadi orang yang memiliki karakter
positif. Perbuatan dan amal baik ini bukan hanya menjadi contoh nyata bagi anak
tentang bagaimana karakter positif terwujudkan dalam segala sikap, perkataan
dan perbuatan kita, tetapi juga menjadi penyemangat sekaligus untuk memudahkan
anak kita dalam proses tumbuh kembangnya.
Pembentukan karakter adalah sebuah perjalanan panjang dalam mendidik anak,
hasilnya mungkin baru dapat kita lihat setelah proses berbulan-bulan atau
bahkan bertahun-tahun. Tidak pernah ada satu ‘resep’ mujarab yang dapat
menjawab semua permasalahan dalam menanamkan karakter positif pada anak. Kesediaan
untuk selalu belajar dan memperbaiki diri yang didasari kesadaran untuk menjadi
teladan dan contoh yang baik bagi anak-anak kita adalah kunci keberhasilannya.
Semoga kita selalu diberi kesabaran dan kemudahan untuk terus berjuang mendidik
generasi mendatang untuk menjadi manusia yang berkualitas dan berkarakter
mulia.
No comments:
Post a Comment