Sunday, October 29, 2017

Pembentukan Karakter Anak



Mengapa kita perlu mengenali tipe kepribadian? Karena kepribadian adalah dasar dari pembentukan karakter seseorang, dan pada bagian inilah seseorang memiliki kecenderungan untuk merespon terhadap segala sesuatunya.

Peran keluarga dalam Pembentukan karakter Anak
(Baca juga teknik penulisan karya ilmiah) di RUMAH BELAJAR SEDERHANA

Keluarga adalah faktor penting dalam pendidikan seorang anak. Karakter seorang anak berasal dari keluarga. Dimana sebagian sampai usia 18 tahun anak-anak di Indonesia menghabiskan waktunya 60-80 % bersama keluarga. Sampai usia 18 tahun, mereka masih membutuhkan orangtua dan kehangatan dalam keluarga. Sukses seorang anak tidak lepas dari “kehangatan dalam keluarga”..
Perkembangan otak di masa anak-anak berjalan sangat efektif. Pada masa ini bakat serta potensi akademis dan nonakademis anak bermunculan dan sangat potensial. Usia anak dari umur satu sampai tiga tahun adalah masa paling penting bagi tumbuh kembang mereka. Indikator tumbuh kembang anak tidak hanya diukur dari pertumbuhan fisik, namun juga perkembangan otak yang dapat dilihat dari responnya terhadap lingkungan.
Untuk melihat kecerdasan otak seorang anak, orang tua perlu memahami perubahan apa saja yang penting bagi anak. Jika orang tua tidak tanggap dengan perkembangan anak, masalah akan datang saat anak sudah dewasa nanti.
Pada otak anak usia 3 tahun, terbentuk milyaran sel disebut neuron, yang mengirim dan menerima informasi. Lima tahun ke depan adalah mengelola neuron ini jadi jaringan sambungan berkecepatan tinggi yang mengontrol emosi, pikiran, dan gerakan. Pengelolaan seperti ini butuh banyak upaya: Dari usia tiga sampai sembilan tahun, otak menggunakan lebih banyak energi dibanding kurun waktu lain dalam hidup.Pendeskripsian otak anak seperti ‘plastik’. Artinya, otak  sangat elastis alias luwes dalam perubahan, dan pengalaman secara fisik mengubah, atau mengarahkan, perkembangan sambungan antara bagian otak yang berbeda. Sambungan yang paling sering digunakan, seperti yang membuat anak berjalan dan berbicara, meluas dan menguat. Sementara itu, perubahan fisik lain terjadi sehingga pesan-pesan dalam otak yang dikirimkan makin cepat sampai dan lebih efisien. Untuk mengetahui sambungan otak sudah mulai terbentuk adalah anak-anak mulai bertanya hal-hal baru dan menggunakan kata-kata baru.

Pada usia dua sampai tiga tahun, ada peningkatan aktivitas pada dua area utama otak, yaitu memroses bahasa, hal ini terbukti dari meningkatnya secara drastis kosa kata anak prasekolah, mulai dari sekitar 900 kata sampai 2.500-3.000 kata sebelum mencapai umur lima tahun.Tiap anak akan mengembangkan keunikan otak masing-masing. Semua jenis keterampilan (bermain musik atau olahraga), dan juga setiap pikiran, perasaan, dan pengalaman akan berinteraksi dengan bekal genetis yang dimiliki dan menciptakan jaringan otak tersendiri.
Karakter seorang anak terbentuk terutama pada saat anak berusia 3 hingga 10 tahun. Adalah tugas kita sebagai orang tua untuk menentukan input seperti apa yang masuk ke dalam pikirannya, sehingga bisa membentuk karakter anak yang berkualitas. Karakter adalah sesuatu yang dibentuk, dikonstruksi, seiring dengan berjalannya waktu dan semakin berkembangnya seorang anak.
Anak itu ibarat kanvas putih bersih. Diberi goresan hitam, ia akan menjadi hitam. Diberi goresan kuning, ia akan  menjadi kuning. Atau yang lebih tepat, anak itu ibarat lempung. Dan kita, orang-orang dewasa di sekitarnya, adalah yang membentuk lempung itu. Akan berbentuk apa lempung itu, hal itu tergantung pada orangtua yang membentuknya. Ini berkaitan dengan bagaimana dan cara yang harus dilakukan agar anak didik dari tingkat dasar hingga tingkat tinggi dapat menginternalisasi, menjalankan, dan terus menjadikan pegangan dalam kehidupan. Ada 18 karakter yang dapat ditanamkan dalam kehidupan anak-anak. Diantaranya; religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta Tanah Air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Pendidikan agama juga sangat penting dalam lingkungan pendidikan seorang anak. Pendidikan agama dapat berfungsi sebagai  kontrol internal pada diri sang anak. Lingkungan keluarga harus bisa memberikan contoh perilaku yang baik kepada sang anak. Ubah lingkungan di mana sang anak itu tumbuh jadi lingkungan yang memberi teladan baik. Tempatkan ia dalam lingkungan yang memunculkan sifat-sifat baik dalam dirinya. Lingkungan inilah yang terutama membentuk lempung (anak) itu. Membangun karakter diperlukan juga semacam reward and punishment untuk sang anak, terutama di sekolah. Jika ia berlaku baik, beri semacam “hadiah” apa pun bentuknya, entah itu pujian atau apa pun. Jika ia berlaku buruk, beri juga ia hukuman. Lingkungan dan reward and punishment ini  nantinya akan menjadi semacam kontrol eksternal (sosial) pada diri sang anak, yang lazimnya jauh lebih efektif ketimbang sekadar kontrol internal dalam membentuk karakter baik anak.


No comments:

Post a Comment